KENANGAN MASA SMP
Jaman SMP saya punya soulmate namanya Didik Widyantoro. Persahabatan kami berawal dari hal sepele, saat kelas 1 saya lupa tidak mengerjakan PR biologi dan dihukum serta dipermalukan didepan kelas oleh guru biologi paling killer yaitu Bapak Mugiharjo. Nah nama yg saya sebut terakhir ini adalah ayahnya Didik Widyantoro.
Meskipun sudah dipermalukan didepan kelas tapi sama sekali tdk ada perasaan dendam krn memang saya yg salah. Justru kejadian itu yg akhirnya menjadi cambuk penyemangat saya, krn rumah saya jauh dan percuma tiap hari naik bis oper 2x kalo di sekolah tidak berprestasi.
Dan selanjutnya saya pun malah bersahabat dg Didik Widyantoro yg wataknya beda jauh dg ayahnya, lebih friendly dan asyik dlm segala hal. Di SMP tidak ada oplosan kelas, jadi dari 1A naik kelas 2A lalu naik lagi ke 3A dg tmn2 yg tidak berubah.
Di kelas 3 itulah yg paling berkesan dlm persahabatan saya dg didik widyantoro. Kami bikin kelompok belajar dg nama rada nyleneh yaitu Broken Heart Kids Club disingkat BHKC, dg lambang separuh hati lalu digaris miring. Jadi seperti tanda cinta tapi hatinya cuma separoh dan tanda panahnya diganti cuma garis aja.
Kelompok belajar ini beranggotakan 4 orang yaitu Saya, Didik, Supardiyanto, dan Sumardi. 3 diantara kami memang tidak pernah sukses kalo naksir cewek makanya kelompok belajar kami bernama Broken Heart Kids Club, tapi hal itu sebenarnya tidak berlaku utk Didik, dia hanya menunjukkan solidaritasnya pada kami bertiga. Kalo Didik mau sih naksir cewek mana aja juga gak bakalan ditolak secara tampangnya keren, pawakan tinggi, friendly, cerdas dan anak guru pula.
Singkat cerita tiap hari ketika murid2 yg lain pulang sekolah kami berempat shalat dhuhur berjama'ah diatas meja kelas yg digabungkan. Mushola saat itu jarang yg menggunakan utk sholat krn sempit, jarang dibersihkan dan lokasinya deket toilet yg super bau. Setelah sholat dhuhur kami mengulangi materi seharian tadi dan mengerjakan PR jika ada. Lalu berlatih soal-soal persiapan EBTANAS.
Hampir seperti itu terus setiap hari, dan kami baru pulang dari sekolah sekira jam 15.30 setelah sholat ashar berjamaah lagi. Supardiyanto pulang naik sepeda jengkinya ke daerah Lalung selatan karanganyar, Sumardi naik sepeda federalnya ke daerah Jaten barat karanganyar, Didik Widyantoro naik sepeda gunungnya ke daerah tasikmadu utara karanganyar.
Dan karena bis besar tidak lewat didepan sekolah, saya biasanya bonceng di dalangan sepeda didik sampai di depan DPRD karanganyar lalu naik bis jurusan tawangmangu, sampai di karangpandan oper minibus jurusan kemuning, turun di pertigaan nglorog (bawah candi sukuh), lalu jalan kaki kerumah sekitar 1km menanjak. Sampai dirumah hampir magrib, selalu begitu setiap hari.
Alhamdulillah akhirnya kami berempat lulus SMP dengan NEM bagus, dan bahkan saya berhasil menjadi juara umum se-sekolahan meskipun sempat ada sedikit insiden konyol namun sangat menyedihkan ketika nama saya lupa tidak disebutkan saat pengumuman 10 besar. Aneh memang, juara umum se-sekolahan kok bisa lupa tidak dibacakan saat pengumuman 10 besar pas upacara bendera. Dunia saya seperti runtuh rasanya krn saya kira tidak masuk 10 besar sama sekali, dan juga gak berani pulang krn mengecewakan ortu. Hanya bisa menangis pilu dan meratap dlm hati.
Tapi akhirnya Bapak Wiyono guru matematika merevisi dan menjelaskan masuk ke semua kelas dari 3A sampai 3G bahwa saat pengumuman tadi juara 1 lupa belum disebutkan. Beliau juga menyalami saya dan mengucapkan selamat krn nilai EBTANAS matematika saya sepuluh bulat. Dan lagi2 saya menangis tapi kali ini tangisan bahagia dan bnr2 keluar air mata, bukan hanya di dlm hati.
Selanjutnya Didik Widyantoro melanjutkan ke SMAN 1 karanganyar, saya ke SMAN 1 solo, supardiyanto ke STM 1 solo, sumardi ke STM 2 solo. Dan ironisnya setelah itu kami berempat LOST CONTACT, sampai sekarang!!! Ironisnya lagi, selama 3 tahun jadi teman sekelas, kami berempat blm pernah saling berkunjung ke rumah sehingga tdk tahu lokasi rumahnya. Parah tenan!!!
0 Response to "KENANGAN MASA SMP"
Posting Komentar